ads
Warga Gaza Kelaparan, Harga Bahan Pangan Naik 25 Kali Lipat

Warga Gaza Kelaparan, Harga Bahan Pangan Naik 25 Kali Lipat

Smallest Font
Largest Font

Harga pangan di wilayah Gaza, Palestina, saat ini tengah meroket dan tingkat kelaparan pun semakin melesat. Hal ini disampaikan langsung oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dalam konferensi pers hari Selasa (26/3). 

Lebih lanjut, harga komoditas bahan pokok di Gaza telah naik hingga 25 kali lipat lebih mahal, dibandingkan dengan kondisi sebelum wilayah itu dilanda perang. Misalnya saja harga untuk tepung dengan berat 25 kilogram, harganya bisa mencapai US$400 atau sekitar Rp6.332.400. 

Kondisi warga Gaza kelaparan itu semakin diperparah dengan kebijakan Israel yang secara tegas melarang adanya bantuan yang masuk di Gaza bagian utara. Padahal, tingkat kelaparan warga Gaza saat ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah. 

Seperti yang diketahui, Gaza tengah dilanda kondisi kemanusiaan yang sangat mengerikan sebagai dampak dari agresi Israel yang dimulai sejak enam bulan lalu. Agresi itu dipicu oleh serangan yang dilancarkan kelompok Hamas pada awal Oktober 2023. 

“Meski terjadi di bawah pengawasan kami, namun pemerintah Israel menginformasikan kepada PBB jika mereka tidak akan lagi memberikan persetujuan atas konvoi bantuan UNRWA ke wilayah utara Gaza. Ini adalah tindakan yang keterlaluan dan disengaja, agar bantuan terhalang,” terang Kepala UNRWA Pihlippe Lazzarini, seperti mengutip dari Tribun News. 

Terpisah sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan jika 100% warga Gaza tengah mengalami kelangkaan pangan di tingkat akut. Dirinya pun menegaskan akan pentingnya peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah itu. 

“Seluruh warga Gaza sedang dilanda kerawanan pangan akut di tingkat paling parah. Ini adalah pertama kalinya di mana seluruh populasi dikategorikan dalam tingkat yang parah,” ungkap Blinken kepada wartawan The Times of Israel. 

Pekan lalu tim survei ketahanan pangan dari PBB mengeluarkan peringatan jika puncak kelaparan diperkirakan akan terjadi di bulan Mei, sehingga harus ada segera pengiriman bantuan. 

Pihak UNRWA sendiri masih belum bisa mengirimkan bantuan ke wilayah Gaza bagian utara sejak akhir Januari lalu. Padahal, UNRWA merupakan lembaga paling vital dalam urusan kemanusiaan di Gaza. 

Mereka pun meminta dengan segera kepada otoritas Israel untuk mencabut pemblokiran konvoi bantuan kemanusiaan, karena hanya akan menjadikan puluhan ribu orang semakin dekat dengan kelaparan. 

Terpaksa Makan Tanaman

Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menuntut dilakukannya gencatan senjata di Gaza memang telah disetujui. Akan tetapi, kondisi warga Gaza semakin kelaparan. Bahkan warga di sana sampai harus memakan Khobiza, jenis tanaman liar yang tumbuh di wilayah itu, lantaran sudah tidak ada lagi yang bisa dimakan. 

Serangan Israel sejauh ini diketahui telah menewaskan lebih dari 32 ribu jiwa, yang semakin membawa Gaza terjun ke jurang kelaparan. Pihak Kementerian Kesehatan Gaza tidak bisa membedakan mana korban sipil ataupun kombatan, akan tetapi sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. 

“Kehidupan kami, bahkan setelah melalui perang-perang sebelumnya, kami belum pernah sampai harus makan Khobiza. Putri saya seringkali merengek meminta makan roti. Hati saya pun hancur untuk mereka,” keluh Maryam Al Attar, salah seorang warga Gaza. 

Maryam mengaku telah mencoba berkeliling ke beberapa tempat namun tidak bisa menemukan sepotong roti pun. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk memetik Khobiza, daripada harus kelaparan. Untuk saat ini, mungkin tanaman itu bisa dijadikan sumber pangan, namun ketika habis nanti, entah apa yang bakal Maryam dan keluarganya makan. 

Tim Editor
Daisy Floren

Apa Reaksi Kamu?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow
ads
ads
ads