Hizbullah Luncurkan Puluhan Roket Serang Israel
Beritadata - Hizbullah dilaporkan mulai melancarkan serangan roket dalam jumlah besar, yang menargetkan wilayah permukiman Beit Hillel di Israel utara.
"Perlawanan Islam, Hizbullah, memasukkan permukiman Beit Hillel dalam jadwal serangan mereka dan menembakkan puluhan roket Katyusha ke sana untuk pertama kalinya," bunyi pernyataan perwakilan Hizbullah pada Minggu (3/8), mengutip dari Antara.
Dalam pernyataan resminya, Hizbullah menyebut serangan tersebut sebagai respons atas serangan tentara Israel ke permukiman di Lebanon Selatan. Ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon telah meningkat sejak dimulainya operasi militer Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. Tentara Israel dan pejuang Hizbullah terlibat baku tembak setiap hari di sepanjang perbatasan.
Kementerian Luar Negeri Lebanon melaporkan bahwa sekitar 100.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon selatan akibat serangan dari Israel. Pihak Israel juga melaporkan bahwa sekitar 80.000 penduduk di wilayah utara mereka menghadapi situasi serupa.
Memanasnya konflik ini membuat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut meminta Warga Negara Indonesia (WNI) untuk meninggalkan Lebanon sementara waktu. Kedubes menyatakan bahwa imbauan ini dikeluarkan mengingat situasi keamanan di Lebanon yang tidak kunjung membaik.
“Kami menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI yang tengah berada di Lebanon, guna memastikan telah mengurus Lapor Diri ke KBRI Beirut. Selain itu juga mengimbau untuk mempertimbangkan keluar dari negara itu secara mandiri, di saat layanan penerbangan komersial masih ada,” bunyi imbauan KBRI Beirut lewat pernyataan resminya.
Selain itu, WNI yang berencana bepergian ke Lebanon juga diimbau untuk menunda perjalanan hingga situasi keamanan membaik. Dengan pertimbangan kondisi keamanan yang buruk di Lebanon Selatan, termasuk di Saida, Hasbaya, Nabatiyeh, Marjeyoun, Tyre, dan Aitaroun, telah ditetapkan Status Siaga I di wilayah tersebut sejak Oktober 2023.
"Kami menghimbau seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di KBRI Beirut (safe house)," tambahnya.
KBRI Beirut juga mengingatkan seluruh WNI di Lebanon agar menghindari daerah rawan, menyimpan barang dan dokumen berharga di tempat yang aman, serta waspada terhadap perkembangan situasi keamanan setempat dengan memantau media massa dan sumber informasi resmi.
Instruksi Meninggalkan Lebanon
Semakin banyak negara yang memerintahkan warganya untuk meninggalkan Lebanon di tengah kekhawatiran pecahnya perang antara Israel dan Hizbullah. AS dan Inggris telah lebih dulu mengeluarkan seruan tersebut pada Sabtu (3/8). Di hari Minggu (4/8), seruan juga disampaikan oleh Arab Saudi, Kanada, Perancis dan Yordania.
Perancis memperingatkan situasi "sangat tidak stabil" di Lebanon saat Iran dan sekutunya mengancam akan membalas atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Iran bersama Hamas dan sekutunya di Lebanon, Hizbullah yang didukung Iran, menuduh Israel membunuh Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7). Haniyeh terbunuh sehari setelah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hizbullah, Fuad Chokr, di dekat Beirut. Dalam pernyataan di media sosial X, Kedutaan Besar Arab Saudi di Beirut menyatakan bahwa mereka mengikuti perkembangan di Lebanon selatan, dekat perbatasan dengan Israel, dan mengulangi seruannya agar warga negara Arab Saudi segera meninggalkan Lebanon.
Sejumlah maskapai penerbangan juga terpaksa menghentikan layanan penerbangan mereka ke Lebanon, termasuk juga bandara lain di sana. Qatar Airways mengumumkan bahwa rute Doha-Beirut akan beroperasi hanya pada siang hari setidaknya hingga Senin (5/8).
Pembunuhan Haniyeh memicu janji balasan dari Iran dan kelompok-kelompok bersenjata yang didukung oleh Teheran, yang disebut sebagai "poros perlawanan." Israel, yang dituduh oleh Hamas, Iran, dan pihak-pihak lainnya sebagai pelaku serangan yang menewaskan Haniyeh, belum memberikan komentar langsung.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow