Saat Biden Keseleo Lidah Sebut Zelensky Sebagai Putin, dan Harris Sebagai Trump

Beritadata - Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali melakukan kesalahan dalam pidatonya dengan menyebut "Wakil Presiden Trump" saat yang ia maksud seharusnya adalah Wakil Presiden Kamala Harris. Beberapa jam sebelumnya, ia juga salah menyebut "Presiden Putin" ketika seharusnya merujuk kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Kesalahan ini terjadi dalam acara konferensi pers yang diadakan untuk meyakinkan publik tentang kelayakannya sebagai calon presiden setelah KTT NATO di Washington, AS, pada Kamis (11/7) atau Jumat pagi (12/7) WIB.

“Saya tidak akan memilih Wakil Presiden Trump sebagai wakil presiden jika dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden. Jadi, mulailah dari sana,” kata Biden, yang saat ini sudah berusia 81 tahun, saat menjawab pertanyaan dari reporter Reuters tentang keyakinannya terhadap Kamala Harris.

Kala peristiwa keseleo lidah itu terjadi, Biden tampak tidak menyadari kesalahannya menyebut nama Harris menjadi Trump. Saat itu, ia merespons pertanyaan mengenai kesiapan Harris menjadi presiden dalam persaingan dengan calon dari Partai Republik, Donald Trump.

Kesalahan tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah Biden salah menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai "Presiden Putin", merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, dalam kesempatan ini, Biden langsung menyadari kesalahannya dan segera mengoreksinya dalam waktu dua detik.

“Dan sekarang saya ingin menyerahkannya kepada Presiden Ukraina, yang memiliki keberanian sebesar tekadnya, hadirin sekalian, Presiden Putin,” ucap Biden pada KTT NATO di Washington, yang membuat para hadirin terkejut.

Zelenskyy merespons komentar Biden dengan bercanda. “Saya lebih baik (daripada Putin),” ujarnya. 

Biden pun menanggapi candaannya, “Anda jauh lebih baik,” kata Biden.

Beberapa orang yang hadir di ruangan itu tertawa sebelum akhirnya Zelenskyy melanjutkan pidatonya.

Saat dimintai penjelasannya, Biden menepis kesalahan lidah tersebut sebagai hal yang serius. Menurutnya, KTT NATO itu berlangsung sangat sukses. “Apakah Anda melihat adanya kerusakan pada posisi kita di konferensi yang saya pimpin? Pernahkah Anda melihat konferensi yang lebih sukses? Bagaimana menurut Anda?” tanya Biden kepada reporter.

Ngotot Ikut Pemilu

Meskipun keraguan terhadap kemampuannya sebagai kandidat presiden AS meningkat di mata publik, Biden menegaskan dirinya akan tetap maju dalam pencalonan presiden Amerika Serikat untuk periode kedua. Dalam konferensi pers yang terlambat satu jam dari jadwal, Biden menyebutkan berbagai prestasi yang dicapai AS selama ia menjabat sebagai presiden.

Prestasi tersebut, kata Biden, di antaranya termasuk perbaikan ekonomi, peningkatan kerja sama pertahanan terutama dengan Asia Pasifik, kebijakan imigrasi di perbatasan dengan Meksiko, hingga upayanya mencapai gencatan senjata di Gaza. Ia mengklaim proses gencatan senjata yang dirancangnya enam minggu lalu telah berjalan dengan lancar dan sekarang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang bertikai, yakni Hamas dan Israel.

Biden juga menekankan bahwa posisi NATO akan terancam jika Trump menang dalam pemilu presiden nanti. Menurutnya, pernyataan-pernyataan Trump selama ini dinilai hanya menunjukkan upaya melemahkan NATO dan dukungannya terhadap Putin dalam serangan ke Ukraina. 

“Ini akan berpengaruh pada keamanan global selama puluhan tahun,” ujar Biden.

Biden pun menegaskan bahwa dirinya adalah kandidat presiden terbaik yang dapat mengalahkan Trump dan tidak akan mundur dari pemilihan presiden, yang rencananya dijadwalkan pada bulan November mendatang. Ia juga memastikan kondisi kesehatannya sedang baik-baik saja, termasuk kondisi saraf dan mentalnya, karena ia rutin diperiksa oleh dokter saraf.