ads
Konflik Memanas: Israel dan Hizbullah Saling Serang, Warga Mengungsi

Konflik Memanas: Israel dan Hizbullah Saling Serang, Warga Mengungsi

Smallest Font
Largest Font

Beritadata - Konflik yang berlangsung antara Israel dan Hizbullah semakin memanas, dengan Israel menargetkan wilayah di Beirut dan seluruh bagian selatan Lebanon. Militer Israel telah menginstruksikan penduduk di lebih dari 70 kota di Lebanon selatan, termasuk ibu kota provinsi Nabatieh, untuk segera mengungsi. Hal ini menandakan kemungkinan tindakan militer Israel terhadap Hizbullah akan segera berlanjut.

Hizbullah merespons dengan meluncurkan roket ke "Pangkalan Sakhnin" Israel, yang merupakan pusat industri militer di Teluk Haifa. Konflik ini semakin memburuk setelah hampir setahun pertikaian antara Israel dan Hamas di Gaza. Serangan ke wilayah selatan Lebanon dimulai sejak Selasa (1/10), setelah Israel melakukan serangan udara selama dua pekan sebelumnya.

Tujuan yang dinyatakan Israel dalam operasi ini adalah memfasilitasi kembalinya warga yang terpaksa mengungsi akibat serangan Hizbullah selama perang di Gaza. Pihak berwenang Lebanon melaporkan bahwa lebih dari 1,2 juta penduduk Lebanon telah mengungsi, dan hampir 2.000 orang tewas akibat serangan Israel dalam setahun terakhir, dengan lonjakan korban jiwa yang signifikan dalam dua minggu terakhir.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan keprihatinan setelah 28 tenaga kesehatan di Lebanon tewas dalam 24 jam terakhir. Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga mencatat bahwa pembatasan penerbangan akan menghalangi pengiriman pasokan medis dan trauma dalam jumlah besar ke Lebanon pada hari Jumat.

Mengutip dari Investing, Hizbullah mengklaim berhasil menggagalkan beberapa operasi darat Israel dengan melakukan penyergapan dan bentrokan. Sumber keamanan Lebanon melaporkan bahwa meski Israel telah melakukan serangkaian serangan ke Lebanon, mereka tidak berhasil membangun kehadiran permanen di wilayah tersebut.

Pasukan Lebanon juga terlibat dalam beberapa bentrokan dengan tentara Israel, termasuk insiden di mana dua tentara Lebanon tewas setelah pos mereka diserang.

Dalam eskalasi besar lainnya, serangan Israel menghantam Dahiye, sebuah kawasan pinggiran selatan Beirut yang merupakan basis Hizbullah, yang menyebabkan ledakan dan asap tebal. Hizbullah mengklaim bertanggung jawab atas peledakan bom terhadap pasukan Israel di sebuah desa di Lebanon dan serangan di dekat perbatasan.

Serangan Israel juga mencapai pusat kota Beirut, menewaskan sembilan orang, menurut laporan dari kementerian kesehatan Lebanon. Pemboman ini menargetkan sebuah gedung di distrik Bachoura, dekat dengan parlemen Lebanon. Sebuah kelompok pertahanan sipil yang terkait dengan Hizbullah melaporkan hilangnya tujuh anggotanya, termasuk dua petugas medis, dalam serangan di Beirut.

Selain itu, Israel juga menyerang gedung balai kota di Bint Jbeil, sebuah kota di Lebanon selatan, menewaskan 15 anggota Hizbullah dan menghancurkan sejumlah persenjataan.

Ketegangan semakin meningkat ketika Israel mempertimbangkan aksi balasan terhadap Iran, yang sebelumnya melancarkan serangan besar ke Israel, mengklaim tindakan tersebut sebagai pembalasan atas operasi Israel di Gaza dan Lebanon, termasuk pembunuhan tokoh senior Hamas dan Hizbullah.

Iran mengindikasikan bahwa serangannya telah berakhir kecuali ada provokasi lebih lanjut, sementara Israel memberi isyarat kemungkinan pembalasan. Amerika Serikat telah memperingatkan Iran bahwa akan ada "konsekuensi berat" jika mereka menyerang pasukan AS dan menegaskan dukungannya terhadap Israel.

Negara-negara di seluruh dunia mulai mengevakuasi warganya dari Beirut di tengah situasi yang semakin memburuk. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pernyataannya di Doha, memperingatkan bahwa agresi militer terhadap Iran akan dibalas dengan tindakan tegas.

Sejak Hizbullah menembakkan roket ke Israel pada 8 Oktober untuk mendukung Hamas, perbatasan Lebanon terus menjadi medan konflik. Sekutu Iran di kawasan tersebut juga turut terlibat dalam serangan.

Di Beirut, sebuah klub malam yang sebelumnya menjadi tempat pesta kini berubah menjadi tempat pengungsian bagi lebih dari 300 warga Lebanon. Para staf, seperti Gaelle Irani, yang sebelumnya bertanggung jawab atas hubungan tamu, kini memanfaatkan keahlian mereka untuk menolong para pengungsi, menunjukkan tekad mereka untuk membantu di tengah masa krisis.

Tim Editor
Daisy Floren

Apa Reaksi Kamu?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow
ads
ads
ads