Pendeta Gilbert Lumoindong Dipolisikan Usai Singgung Zakat dan Salat
Pendeta Gilbert Lumoindong akhirnya harus berurusan dengan aparat penegak hukum lantaran dilaporkan atas dugaan penistaan agama. Itu setelah ceramahnya yang membahas mengenai ibadah umat muslim, yakni salat dan zakat.
Laporan ke polisi itu dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. Namun untuk siapa pihak yang melaporkan, pihak kepolisian enggan untuk membeberkan.
“Iya itu benar. Laporannya diterima pada 16 April. Soal dugaan penistaan agama,” terang Ade Ary kepada wartawan CNN Indonesia.
Untuk saat ini, kasus Pendeta Gilbert Lumoindong itu sudah ditangani oleh Subdit Kamneg Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro jaya.
Saat ditemui di tempat terpisah, Pendeta Gilbert Lumoindong mengaku jika dirinya belum tahu soal pelaporan itu. Namun, dirinya menyampaikan permintaan maaf terkait dengan pernyataannya yang menghebohkan publik soal ibadah umat Islam.
“Kami menyatakan permintaan maaf kami kepada umat yang terlukai dan tersakiti. Insya Allah ke depannya nanti bisa lebih baik lagi,” tuturnya.
Seperti yang diketahui, pernyataan Gilbert menjadi viral di jagad media sosial dalam sebuah video saat dirinya mengisi ceramah di sebuah gereja dan menyinggung mengenai salat dan zakat. Dia saat itu memperbandingkan antara zakat 2,5% yang dilakukan umat Islam dengan persepuluhan dalam Kristen.
Lebih lanjut, dengan bersedekah 10% itu, umat Kristen pun tidak harus direpotkan untuk banyak bergerak saat beribadah. Sedangkan umat Islam yang berzakat 2,5% harus salat lima kali sehari.
Sambil menyampaikan pernyataannya soal ibadah umat Islam, Gilbert di dalam video juga tampak memperagakan gerakan yang mirip dengan ibadah salat.
“Saya Islam diajari bersih sebelum bersembahyang. Semuanya harus dicuci. Saya bilang, lu 2,5% gua 10%. Bukan berarti gua jorok, disucikan oleh darahnya Yesus. Yang paling berat itu yang terakhir mesti lipat kaki. Tidak semua orang bisa,” sambungnya.
Sering Picu Kontroversi
Rupanya, Pendeta Gilbert memang kerap menyampaikan pernyataan yang memicu kontroversi di masyarakat. Misalnya saja pada tahun 2020 silam, dia menyatakan bahwa Paus Fransiskus mendukung homoseksual. Umat Katolik Roma pun waktu itu merespon dengan menyampaikan kecaman keras.
Berlanjut pada tahun 2022, dia juga sempat menerima teguran keras dari Badan Pengurus Pusat (BPP) Gereja Bethel Indonesia (GBI) lantaran menyebut jika Brigadir J memang melakukan tindak pelecehan terhadap istri Ferdy Sambo, terkait dengan kasus pembunuhan tersebut.
Pihak BPP GBI pun sepakat meminta kepada Gilbert untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka ke publik serta berjanji untuk tidak ikut campur membuat suasana menjadi panas. Pasalnya, pernyataan semacam itu tidak etis disampaikan oleh pemuka agama, karena bukan menjadi ranahnya.
Profil Pendeta Gilbert Lumoindong
Gilbert merupakan pendeta dan menjadi Gembala Sidang GBI Glow Fellowship Centre. Selain itu, dia juga Ketua Departemen Pekabaran Injil Badan Pengurus Pusat Sinode Gereja Bethel Indonesia.
Ada peristiwa yang menjadi titik balik hidupnya ketika masih berusia 10 tahun. Kala itu, dia diagnosa menderita penyakit saraf otak. Dia berhasil sembuh dari penyakit yang mengancam jiwanya itu, dan akhirnya dia berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan menjadi pelayan Pastoral. Di usianya yang ke-17, dia telah aktif memberikan khotbah di sejumlah organisasi kepemudaan Kristen.
Perjalanan hidupnya di Pastoral dimulai sejak dirinya menimba ilmu diploma di Lembaga Pendidikan Teologi Indonesia dan kemudian lulus pada tahun 1990. Usai lulus, dia melanjutkan pendidikan Teologi di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow